Cara Menghitung KDB dan KLB Bangunan

Cara Menghitung KDB, inilah penjelasan singkat bagaimana cara menghitung KDB dan KLB. Jika anda berencana untuk membuat bangunan baru, hal yang paling pertama muncul di pikiran anda adalah berapa besar bangunan yang bisa di bangun dengan luas lahan yang ada? Anda tidak perlu kawatir tentang hal ini dan anda tidak perlu ragu untuk membuat rencana kerja anda. Secara sederhana anda bisa berasumsi sendiri sebelum anda mendatangi PTSP setempat. Sebut saja misalnya anda di Jakarta, anda bisa datang ke PTSP Jakarta Barat, PTSP Jakarta Pusat dan lain lain.

Investasi Urun Dana. Pembiayaan patungan usaha mulai dari 1 Juta Rupiah, keuntungan 90%**

Secara garis besar Cara Menghitung KDB, anda boleh berasumsi misalnya KDB 60%. Kenapa 60%? karena berdasarkan pengalaman saya kebanyakan KDB di lokasi tertentu adalah 60% ada juga yang 70% dan ada juga yang bahkan hanya 30%. Kenapa demikian? ini di sebebkan oleh lokasi tanah anda berada. Misalnya lokasi tanah anda berada di jalan utama, mungkin saja KDBnya kecil karena beberapa faktor, misalnya kepadatan lalu lintas, kepadatan penduduk, zona wilayah dan lain lain.

Perusahaan market research

Perusahaan market research

Apa yang dimaksud dengan KDB?

Arti dari KDB adalah Koefisien Dasar Bangunan. Yaitu persentase perbandingan antara luas lahan yang ada dengan lantai dasar atau tapak bangunan yang bisa di bangun. Biasanya di tandai dengan persentase (%). Maksudnya adalah batas lahan maksimal yang diizinkan untuk dibangun dalam lahan tersebut.

Jadi sekarang, ketika anda ingin mulai membangun anda harus memeriksa KDB terlebih dahulu ke dinas terkait di kota anda, sehingga anda akan mengetahui berapa KLB yang bisa anda bangun.

Apa arti KLB?

Koefisien Lantai bangunan atau KLB adalah jumlah bangunan keseluruhan baik lantai dasar, lantai satu, lantai dua dan seterusnya yang di perbolehkan untuk di bangun.

Ketika anda sudah mengetahui KDB (tapak bangunan) anda bisa menghitung luas dengan dengan rasio yang ada. Biasanya di tandai dengan angka misalnya 1, 1.5, 2, 3 dan seterusnya. untuk lebih jelasnya anda bisa melihat contoh gambar di bawah ini: https://www.youtube.com/embed/WDK2bMz0XB4

Baca Juga:

Apa Fungsi KDB

Sebagai penentu luas bangunan di sebuah lahan, fungsi KDB adalah untuk:

  • Menyisihkan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH)
    KDB adalah elemen penting yang harus diperhatikan untuk menjaga keasrian lingkungan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang bersifat terbuka untuk tanaman, baik yang di tanam atau yang ada secara alamiah.

Cara Menghitung KDB

RTH berfungsi untuk memberi keseimbangan antara lingkungan alam dan buatan. Dengan itu, RTH dapat meningkatkan keasrian lingkungan dengan menjaga kualitas udara dan mengurangi kebisingan kota.

Ketersediaan RTH sudah diatur oleh Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang, yang menyebutkan bahwa 30% wilayah kota harus disisihkan untuk RTH, dengan 20% dari publik dari 10% dari privat. RTH privat adalah yang dimiliki oleh perorangan atau organisasi.

Contoh fungsi ini adalah kebun perumahan atau halaman depan bangunan yang ditanami dengan tanaman hijau. Selain mematuhi undang-undang mengenai RTH, dengan mengikuti yang benar, Anda dapat menambahkan kehijauan yang memenangkan kepada bangunan Anda.

Cara Menghitung KDB

Cara Menghitung KDB

  • Resapan Air
    Tidak bisa dipungkiri bahwa peran resapan air sangat krusial dalam pembangunan. Beberapa studi telah memprediksi bahwa pulau Jawa akan kehabisan air pada tahun 2040 mendatang. Dengan itu, ketersediaan resapan air cukup penting untuk menambah stok air tanah.

Selain itu, resapan air juga bisa meminimalisir aliran air hujan, sehingga menurunkan kemungkinan banjir. Dengan mengikuti KDB, Anda dapat mencukupi kebutuhan resapan air untuk bangunan Anda.

  • Menjaga kerapian tata kota
    Sistem KDB dibuat untuk menjaga keseimbangan antara bangunan dan lahan terbuka di sebuah kota. KDB membantu menjaga kerapian kota dengan baik. Dengan memahami dan menaati KDB, Anda membantu mempertahankan lingkungan dengan oksigen segar dari tanaman dan resapan air yang mencukupi.

Apa Perbedaan KDB KLB

KDB KLB merupakan dua istilah penting yang berkaitan ketika Anda ingin membangun rumah atau proyek lainnya. Namun apa perbedaan Cara Menghitung KDB?

Secara singkat, kedua persentase ini memiliki fungsi yang berbeda. Koefisien lantai bangunan (KLB), digunakan pada jumlah lantai maksimal yang boleh dibangun untuk sebuah bangunan bertingkat. Jika Anda ingin membangun sebuah bangunan bertingkat, KLB akan membantu Anda menentukan ketinggiannya sesuai dengan peraturan. Di sisi lain, KDB adalah batas maksimal luas bangunan beratap dengan dinding yang lebih dari 1,2 meter.

Contoh KDB dan KLB

Bagaimana cara menghitung KLB?

Sekarang bagaimana cara menghitung KLB? Cara menghitungnya sederhana sekali yaitu luas lahan di kalikan dengan rasio KLB.

Contoh perhitungan KLB

Misalnya anda memiliki lahan lahan seluas 1000 m2, dengan KDB 60 % dan KLB = 1,20 perhitungannya sebagai berikut:

1000m x 60% maka sisa tanah yang boleh anda bangun adalah 600m (KDB)

Jadi perhitungan KLBnya: 1000m x 1.20 = 1200m.

Jika anda membutuhkan jasa konsultan properti, silahkan Anda hubungi kami di nomor 021 7662878